sejarah bir peletok
bir peletok
Sejak dahulu, masyarakat Betawi sangat dekat dengan agama Islam. Lihat saja busana mereka, para lelakinya tak bisa lepas dari sarung dan peci. Karena itu saat Belanda masuk ke Indonesia, mereka agak antipati. Apalagi saat para penjajah mengadakan pesta khas bule yang tak pernah diadakan tanpa minuman keras.“Mereka banyak menyaksikan orang Belanda berpesta. Ukuran seberapa extravaganza-nya pesta mereka, adalah seberapa banyak wine yang dikeluarkan,” ujar JJ Rizal, peneliti budaya Betawi saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Masyarakat Betawi menyaksikan itu dengan kesal sekaligus iri.
Mereka ingin pula mencicip anggur bikinan Belanda. Tapi itu minuman keras dan dilarang dalam Islam. “Itu haram, dan bagi mereka budaya itu terlalu jauh,” ujar Rizal. Maka mereka kemudian membuat budaya tandingan. Masyarakat Betawi membuat minuman sewarna bir, merah kecokelatan. Tapi tidak ada kandungan alkohol.Mereka menyebutnya bir pletok
.https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150622154243-262-61620/sejarah-bir-pletok-betawi-tiruan-anggur-barat-tanpa-alkohol
Komentar
Posting Komentar